Setelah menjalani residensi di Bandung selama kurang lebih tiga minggu, para partisipan penelitian artistik Pseudo-Entertainment: Apa yang Tersisa dari Masa Depan akan mempresentasikan ragam karya mereka sepanjang 7-9 Maret 2025 di beberapa situs seputaran kota Bandung.
Selama residensi, para partisipan berdialog dengan kartografi kota dan membangun kartografi sosial mereka masing-masing lewat identifikasi isu, modal, dan potensi, penglihatan yang mendetail dan amatan menyeluruh, penggalian cerita dan perumusan wacana. Kartografi sosial kota disampaikan dalam pertanyaan-pertanyaan gugatan, refleksi kritis, pernyataan perlawanan, hingga ironi-ironi paradoksal. Spektrum kartografi sosial yang luas tersebut disajikan dalam keragaman artistik: permainan, tur sensorik, pertunjukan tari, instalasi audio, pseudo workshop, dan laboratorium terbuka.
Ekspresi artistik yang modular tersebut menyoal ragam tema: sejarah kolonial, developmentalisme kapitalistik, kerentanan komunal, ekologi, perawatan radikal, perampasan tanah, hingga perlawanan warga. Partitur-partitur kartografi sosial ini meski dikerjakan secara individual, terhubung dalam satu dan lain cara, sebagaimana ekspresi-ekspresi artistiknya, lewat riset bersama, kerja kelompok, majelis ide, proses silang damping, dan laboratorium terbuka yang saling merawat dan menumbuhkan secara kritis, dialektis, dan reparatif.